Follower atau pengikut sepertinya masih dijadikan patokan untuk kepopuleran atau keeksisan seorang di dunia twitter. Mikroblogging 140 karakter ini kepopulerannya menanjak naik, orang lebih suka berbagi dengan lebih cepat, simpel dan to the point. Tak jarang dengan sistem pertemanan dengan ikut-mengikuti membuat ikhlas mengikuti (follow) orang lain dan bersedia diikuti (difollow) yang lain.
Pertanyaan menjadi begini? Bagaimana kalau tidak ada atau sedikit yang mengikuti (follow) kita di twitter? Ibaratnya seperti berbicara sendiri tidak ada yang mendengarkan. Sehingga tak heran, tulisan blogger yang sesekali menulis di kompasiana ini yang berjudulc ara cepat mendapatkan banyak follower di twitter dilihat lebih dari 2000 kali sebulan sejak dipublish, sepertinya itu adalah hal yang jarang kecuali jadi HL atau terekomendasi.
Ingat, konten masih jadi raja. Coba gunakan juga cara-cara yang lebihelegan, misalnya dengan memperbaiki kualitas tweet kita. Tidak hanya berkeluh kesah atau curhat tetapi juga mampu memberikan informasi dan inspirasi dari tweet kita untuk orang lain. Dan tentunya juga saling berinteraksi dengan sesama, jangan ngoceh sendiri.
0 comments:
Post a Comment